Home
Scholing
Di Indonesia homeschooling mulai banyak
dilakukan di kota-kota besar, khususnya oleh mereka yang pernah melakukannya
ketika berada di luar negeri. Dalam perkembangannya, sekolahrumah atau
homeschooling juga telah menjadi salah satu pilihan keluarga/orangtua yang
mungkin diakibatkan adanya pandangan atau penilaian kurang baik terhadap
sekolah dan merasa lebih siap untuk menyelenggarakan pendidikan anak-anaknya sendiri
di rumah.
Kebijakan dan Payung
Hukum Homeschooling.
Sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional salah satu jenis pendidikan nonformal adalah pendidikan pilihan yang termasuk diantaranya komunitas Sekolahrumah dan pendidikan komunitas hal ini diatur undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.
Pelaksanaan Sekolahrumah dan komunitas belajar ini
dilandasi oleh peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
§ UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan perubahannya.
§ Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang
Sistem pendidikan Nasional.
§ Undang-undang No.32 tahun 2003 tentang
Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
§ Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
§ Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
§ Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991
tentang Pendidikan Luar Sekolah.
§ Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0131/U/1991 tentang Paket A dan Paket B.
§ Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
No.132/U/2004 tentang paket C.
1.2 Klasifikasi
Format Homeschooling.
Ada beberapa klasifikasi Homeschooling yaitu:
Homeschooling Tunggal
Adalah suatu format layanan pendidikan yang dilakukan orangtua /wali dalam suatu keluarga terhadap anak-anaknya di rumah maupun di tempat-tempat lain yang menyenangkan dimana orang tua/wali dengan sengaja tidak bergabung dengan keluargalain. Tantangan yang dihadapi Homeschooling Tunggal antara lain diambil dari komunitas sekolahrumah (Direktorat Pendidikan Kesetaraan):
§ Tidak ada tempat sosialisasi terutama bagi
anak-anak yang memerlukan tempat mengekspresikan diri sebagai syarat
pendewasaan kepribadian anak.
§ Tidak dukungan yang bisa menjadi tempat
bertanya, berbagi dan sebagai pembanding keberhasilan proses belajar mengajar.
§ Orang tua harus menyelenggarakan sendiri penilaian
terhadap hasil pendidikan atau mengusahakan sendiri kesetaraan dengan standar
pendidikan formal atau standar yang ditetapkan komunitas Sekolahrumah yang ada.
Sekolah rumah Majemuk
Adalah suatu format layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh orangtua/wali dari dua atau lebih keluarga yang tidak selalu saling bertalian keluarga melakukan suatu kegiatan sekolah rumah dimana kegiatannya dibentuk dan dikelola secara lebih teratur dan terstruktur.
Tantangan yang dihadapi Sekolahrumah Majemuk antara lain diambil
dari komunitas sekolahrumah (Direktorat Pendidikan Kesetaraan):
§ Diperlukan kompromi dan fleksibilitas untuk
menyesuaikan jadwal, suasana dan fasilitas tertentu yang dapat menampung
beberapa anak dalam jumlah keluarga pada saat kegiatan dilaksanakaan
bersama-sama.
§ Dalam kelompok yang lebih besar, maka
anak-anak anggota sekolahrumah Majemuk harus diawasi, dibimbing atau dilatih
oleh seorang yang ahli dalam bidang tertentu tersebut walaupun kehadiran
orangtua harus tetap ada.
§ Anak-anak dengan keahlian atau kegiatan
khusus harus juga bisa menyesuaikan dengan lingkungan lainnya dan menerima
perbedaan-perbedaan lainnya dalam proses pembentukan jati diri.
§ Walaupun melakukan beberap kegiatan dengan
keluarga sekolahrumah lainnya, tetapi orangtua masing-masing Sekolahrumah harus
menyelenggarakan sendiri penilaian terhadap hasil pendidikan atau mengusahakan
sendiri kesetaraan dengan standar pendidikan formal, standar pendidikan
nonformal atau standar yang ditetapkan oleh komunitas Sekolahrumah yang ada.
Sekolah rumah Komunitas
Komunitas sekolahrumah adalah gabungan sekolahrumah
majemuk yang memiliki komitmen pengajaran dengan perbandingan tertentu antara
komunitas dan orangtua yang menyusun dan menentukan silabus serta bahan ajar
bagi anak-anak sekolahrumah termasuk menentukan beberapa aktifitas dasar
(olahraga, musik/seni, dan bahasa) serta fasilitas dan proses belajar
dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.
Kekuatan dan
Kelemahan Sekolahrumah.
Kekuatan dan kelemahan homeschooling atau
sekolahrumah diambil dari Pendidikan Kesetaraan mencerahkan anak bangsa
(Direktorat Pendidikan Kesetaraan).
Sekolahrumah atau
homeschooling memiliki kekuatan sebagai berikut :
1. Lebih memberikan kemandirian dan
kreativitas individu tidak seperti di sekolah yang memberikan pelajaran secara
klasikal.
2. Memberikan peluang untuk mencapai
kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus mengikuti
standar kompetensi yang
3. ditentukan oleh kemampuan tertinggi,
rata-rata, atau bahkan kemampuan paling rendah di kelas.
4. Terlindung dari tawuran, kenakalan, napza,
pergaulan yang menyimpang, konsumerisme, dan jajan makanan yang malnutrisi.
5. Lebih bergaul dengan orang dewasa sebagai
panutan.
6. Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.
7. Lebih didorong untuk melakukan kegiatan
keagamaan, rekreasi/olahraga keluarga.
8. Membantu anak lebih berkembang, memahami
dirinya dan perannya dalam dunia nyata disertai kebebasan berpendapat, menolak,
atau menyepakati niali-nilai tertentu tanapa harus merasa takut untuk mendapat
celaan dari teman atau nilai kurang.
9. Membelajarkan anak-anak dengan berbagai
situasi, kondisi, dan lingkungan sosial.
10. Masih memberikan peluang berinteraksi
dengan teman sebaya di luar jam belajarnya.
Sedangkan Kelemahan
sekolahrumah adalah sebagai berikut :
1. Kurang berinteraksi dengan teman sebaya
dari berbagai status sosial yang memberikan pengalaman berharga untuk belajar
hidup di masyarakat.
2. Sekolah merupakan lingkungan belajar yang
khas yang dapat melatih anak bersaing dan mencapai keberhasilan
setinggi-tingginya.
3. Sekolah di rumah dapat mengisolasi peserta
didik dari kenyataan-kenyataan yang kurang menyenangkan sehingga dapat
berpengaruh pada perkembangan individu.
4. Bila anak terisolasi dari lingkungan
sosialnya yang kurang menyenangkan maka ia kan kurang siap untuk menghadapi
berbagai ketidakpastian atau kesalahan.
Lebih JauhTentang Homeschooling (Sekolahrumah)
Hal-hal yang Harus di perhatikan dalam Homeschooling.
Keputusan untuk melakukan homeschooling atau
sekolah rumah adalah suatu keputusan yang sulit, karena banyak orang tua yang
tidak merasa yakin atau ragu-ragu apakah ini suatu keputusan yang benar atau
tidak. Mereka khawatir anak mereka tidak mendapat pendidikan yang sama atau
setidaknya sesuai dengan pendidikan sekolah formal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
memutuskan untuk melakukan homeschooling :
1.
Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang homeschooling, informasi
bisa didapat dengan mengikuti seminar, bertukar pikiran dengan pelaku homeschooling,
search internet dsb.
2.
Komitmen antara orangtua dan anak.
Ketika melakukan
homeschooling maka orangtua harus meluangkan waktu yang lebih banyak untuk
membantu pembelajaraan anak mereka. Pembelajaran dalam homeschooling bukan
seperti sekolah formal yang mengharuskan peserta didik duduk diam mendengarkan
pengarahan guru, atau membaca setumpuk buku untuk sekian jam. Tetapi
pembelajaran dalam homeschooling bersifat dinamis dimana peserta didik
diharapkan aktif terlibat dalam mempelajari suatu bahan dimana peran orang tua
atau tutor hanya sebagai guidelines untuk membantu peserta didik.
3. Persetujuan kedua orang tua.
Dalam melakukan homeschooling kedua orangtua
harus setuju, karena apabila salah satu tidak setuju maka homeschooling tidak
akan berjalan dengan baik
4. Anak harus bersedia melaksanakan
homeschooling.
Keputusan untuk melakukan homeschooling harus
merupakan keinginan anak bukan hanya keinginan orang tua karena anak atau
peserta didik merupakan tokoh sentral dalam proses pembelajaran, sehingga
apabila ada keengganan dari diri anak maka proses tidak akan berjalan maksimal.
5. Biaya yang mungkin timbul.
Mempertimbangkan faktor
biaya yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran homeschooling. Biaya yang
mungkin timbul antara lain biaya pembelian kurukulum, biaya material
pembelajaran, biaya tutorial dsb.
Beberapa Pendekatan yang sering dipakai dalam Homeschooling
Pada dasarnya homeschooling bersifat unique.
Karena setiap keluarga mempunyai nilai dan latar belakang berbeda, sehingga
setiap keluarga akan melahirkan pilihan-pilihan model homeschooling yang unique.
Pendekatan yang dipakai dalam pelaksanaan homeschooling memiliki rentang yang
lebar antara yang sangat tidak terstruktur (unschooling) hingga yang
sangat terstruktur seperti belajar di sekolah (school at-home).
Menurut Ransom (2001) terdapat beberapa pendekatan yang
sering dipakai dalam praktek homeschooling antara lain :
a.School at-home
School
at-home approach adalah
model pendidikan yang serupa dengan yang diselenggarakan di sekolah. Hanya
saja, tempatnya tidak di sekolah, tetapi di rumah. Metode ini juga sering
disebut textbook approach, traditional approach, atau school approach.
b. Unit studies
Unit
studies approach adalah
model pendidikan yang berbasis pada tema (unit study). Pendakatan ini banyak
dipakai oleh orang tua homeschooling. Dalam pendekatan ini, siswa tidak belajar
satu mata pelajaran tertentu (matematika, bahasa, dsb), tetapi mempelajari
banyak mata pelajaran sekaligus melalui sebuah tema yang dipelajari. Metode ini
berkembang atas pemikiran bahwa proses belajar seharusnya terintegrasi
(integrated), bukan terpecah-pecah (segmented).
c. Charlotte Mason
atau The Living Book Approach
The Living Books approach adalah model pendidikan melalui
pengalaman dunia nyata. Metode ini dikembangkan oleh Charlotte Mason.
Pendekatannya dengan mengajarkan kebiasaan baik (good habit), keterampilan
dasar (membaca, menulis, matematika), serta mengekspose anak dengan pengalaman
nyata, seperti berjalan-jalan, mengunjungi museum, berbelanja ke pasar, mencari
informasi di perpustakaan, menghadiri pameran, dan sebagainya.
d. Classical, Waldorf, Montessori,
dan Electic.
The Classical approach adalah model pendidikan yang
dikembangkan sejak abad pertengahan. Pendekatan ini menggunakan kurikulum yang
distrukturkan berdasarkan tiga tahap perkembangan anak yang disebut Trivium.
Penekanan metode ini adalah kemampuan ekspresi verbal dan tertulis.
Pendekatannya berbasis teks/literatur (bukan gambar/image).
The Waldorf approach
adalah model pendidikan yang dikembangkan oleh Rudolph Steiner, banyak
ditetapkan di sekolah-sekolah alternatif Waldorf di Amerika. Karena Steiner
berusaha menciptakan setting sekolah yang mirip keadaan rumah, metodenya mudah
diadaptasi untuk homeschool.
The Montessori
approach adalah model pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria
Montessori. Pendekatan ini mendorong penyiapan lingkungan pendukung yang nyata
dan alami, mengamati proses interaksi anak-anak di lingkungan, serta terus
menumbuhkan lingkungan sehingga anak-anak dapat mengembangkan potensinya, baik
secara fisik, mental, maupun spiritual.
The
Eclectic approach memberikan
kesempatan pada keluarga untuk mendesain sendiri program homeschooling yang
sesuai, dengan memilih atau menggabungkan dari sistem yang ada.
e. Unschooling atau Natural Learning
Unschooling
approach berangkat
dari keyakinan bahwa anak-anak memiliki keinginan natural untuk belajar dan
jika keinginan itu difasilitasi dan dikenalkan dengan pengalaman di dunia
nyata, maka mereka akan belajar lebih banyak daripada melalui metode lainnya.
Unschooling tidak berangkat dari textbook, tetapi dari minat anak yang
difasilitasi.
Sumber-Sumber Pembelajaran
Beberapa sumber pembelajaran yang dapat dijadikan sumber
acuan dalam homeschooling :
1. Ensiklopedia.
2. Kamus.
3. Atlas.
4. Referensi buku dan Material pembelajaran.
5. Koran
6. Majalah
7. Perpustakaan.
8. Mainan Edukatif
9. Software komputer yang edukatif
Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran
orang tua harus memiliki panduan dan format penilaian untuk menilai kemajuan
anaknya. Penilaian belajar lebih diutamakan pada proses pembelajaran. Jenis
penilaian tersebut meliputi :
ñ Performance Test (Penilaian sikap), penilaian ini lebih mengarah pada pembentukan
karakter.
ñ Project : yaitu mencatat hal-hal yang menarik
tentang anak, yang dilakukan setiap hari.
ñ Tes Akademis, tes untuk menguji pencapaian
standar kompetensi peserta didik.
ñ Portofolio, mengumpulkan hasil karya anak.
Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
orangtua bisa memakai beberapa metode berikut :
ñ Metode Tanya Jawab
ñ Metode Diskusi
ñ Metode Ceramah
ñ Metode Cerita
ñ Metode Pengalaman Langsung
ñ Metode Belajar Tuntas
ñ Metode Self Discovery
Oleh :Nur Shobah 1102406014
Oleh :Nur Shobah 1102406014