Pendidikan Masyarakat
LKP
– Tristar Cullinary Institute
Oleh
:
1.
Dwi Septianingrum 111034001
2.
Ernawati 111034002
3.
Dimas Anggi
Wifdahtulliyah 111034007
4.
Tinosa Nisa Mutiara
Nanda 111034011
5.
Sukma Rindy F. 111034022
6.
Lucky Wahyu S. 111034219
Universitas
Negeri Surabaya
Fakultas
Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan
kebutuhan semua orang tanpa terkecuali dan harus dipenuhi karena pendidikan
termasuk hak bagi semua warga negara. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan
dalam dua jalur, yaitu melalui Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal.
Pendidikan Formal hanya
terbatas pada penekanan teori, sedangkan Pendidikan Non Formal lebih menekankan
pada praktek dan pengembangan ketrampilan. Pendidikan Non Formal dapat
berfungsi sebagai pelengkap, penambah, bahkan pengganti Pendidikan Formal.
Karena lebih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan lebih fleksibel daripada
pendidikan formal, maka Pendidikan Non Formal memiliki berbagai jenis program
yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Salah satu jenis
program Pendidikan Non Formal yang paling populer dan paling diminati adalah
Lembaga Kursus dan Pelatihan.
Lembaga Kursus dan
Pelatihan adalah lembaga di luar sekolah yang memberikan pelajaran serta pengetahuan atau
keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat. Lembaga ini menjadi populer karena
program-program yang ditawarkan kepada masyarakat sangat bervariatif dan
menarik. Sebagai mahasiswa Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah, tentunya penting untuk mengenal Lembaga Kursus dan
Pelatihan secara lebih mendalam agar dapat meningkatkan jiwa ke-PLS an. Selain
itu, dalam mata kuliah Pendidikan Masyarakat kita dituntut untuk memahami
pendidikan yang terjadi dalam masyarakat. Untuk itu, kami melakukan observasi
ke salah satu Lembaga Kursus dan Pelatihan yaitu TRISTAR sebagai salah satu
upaya kami agar dapat memenuhi tugas Pendidikan Masyarakat dan agar memperoleh
pengetahuan serta pengalaman tentang
Lembaga Kursus dan Pelatihan.
B.
TUJUAN
1.
Untuk melengkapi tugas mata kuliah pendidikan masyarakat.
2.
Mengenalkan profil lembaga kursus dan pelatihan TRISTAR.
3.
Untuk menjawab 10 patokan dikmas.
C.
MANFAAT
1.
Bagi mahasiswa PLS :
a.
Lebih memahami konsep pendidikan masyarakat.
b.
Mendapat tambahan pengetahuan mengenai kondisi lapangan
pada kursus dan pelatihan.
c.
Memahami 10 patokan dikmas.
2.
Bagi para pembaca :
a.
Mengenal konsep pendidikan masyarakat.
b.
Mengenal kursus dan pelatihan.
c.
Mengenal 10 patokan dikmas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
LANDASAN TEORI
1.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
17 tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Bab IV Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 100
(1) Penyelenggaraan pendidikan nonformal
meliputi penyelenggaraan satuan pendidikan dan program pendidikan nonformal.
(2) Penyelenggaraan satuan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi satuan pendidikan:
a.
lembaga kursus dan lembaga pelatihan;
b.
kelompok belajar;
c.
pusat kegiatan belajar masyarakat;
d.
majelis taklim; dan
e.
pendidikan anak usia dini jalur nonformal.
(3) Penyelenggaraan program pendidikan
nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.
pendidikan kecakapan hidup;
b.
pendidikan anak usia dini;
c.
pendidikan kepemudaan;
d.
pendidikan pemberdayaan perempuan;
e.
pendidikan keaksaraan;
f.
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja; dan
g.
pendidikan kesetaraan.
Pasal 101
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai
setara dengan hasil program pendidikan
formal.
Bagian Kedua .
Pasal 102
1. Pendidikan nonformal berfungsi:
a.
sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal atau
sebagai alternatif pendidikan, dan
b.
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan
dan keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2. Pendidikan nonformal bertujuan membentuk manusia
yang memiliki kecakapan hidup, keterampilan fungsional, sikap dan kepribadian profesional,
dan mengembangkan jiwa wirausaha yang mandiri, serta kompetensi untuk bekerja
dalam bidang tertentu, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3. Pendidikan nonformal diselenggarakan
berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Bagian Ketiga
Satuan Pendidikan
Paragraf 1
Lembaga Kursus dan Lembaga Pelatihan
Pasal 103
1. Lembaga kursus dan lembaga pelatihan serta
bentuk lain yang sejenis menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat
untuk :
a.
memperoleh keterampilan kecakapan hidup
b.
mengembangkan sikap dan kepribadian profesional
c.
mempersiapkan diri untuk bekerja
d.
meningkatkan kompetensi vokasional
e.
mempersiapkan diri untuk berusaha mandiri, serta
f.
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
2. Lembaga
kursus dapat menyelenggarakan program:
a.
pendidikan kecakapan hidup
b.
pendidikan kepemudaan
c.
pendidikan pemberdayaan perempuan
d.
pendidikan keaksaraan
e.
pendidikan keterampilan kerja
f.
pendidikan kesetaraan, serta
g.
pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat.
3. Lembaga
pelatihan menyelenggarakan program pelatihan kerja dan pelatihan lain untuk meningkatkan
kompetensi kerja bagi pencari kerja dan pekerja.
4. Lembaga
kursus dan lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan
Nonformal dan/atau lembaga akreditasi lain dapat menyelenggarakan uji
kompetensi kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Lembaga
kursus dan lembaga pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memberikan sertifikat
kompetensi kepada peserta didik yang lulus
uji kompetensi.
6. Peserta
didik yang telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di lembaga kursus dan
lembaga pelatihan dapat mengikuti ujian kesetaraan hasil belajar dengan pendidikan
formal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Peserta
didik yang telah memenuhi syarat dan/atau lulus dalam ujian kesetaraan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) memperoleh ijazah sesuai dengan program yang
diikutinya.
2.
Pengertian Belajar
a.
Pengertian Belajar Cronbach (1954) berpendapat : Learning is shown by a
change in behaviour as result of ex perience ; belajar dapat dilakukan secara
baik dengan jalan mengalami.
b.
Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to try
something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu
dapat
diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
c.
Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning
mengemukakan bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity,
wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process
of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia
setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses
pertumbuhan saja. Gagne
berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari
luar diri dan faktor dalam diri
dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi
konsep belajar Gagne ini
dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran
instrumentalisme.
d.
Lester.D. Crow and Alice Crow mendefinisikan : Learning is the
acuquisition
of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya
untuk memperoleh kebiasaankebiasaan,
pengetahuan dan sikap-sikap.
e.
Hudgins Cs. (1982) berpendapatHakekat belajar
secara tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu perubahan dalam tingkah laku,
yang mengakibatkan adanya pengalaman .
f.
Jung , (1968) mendefinisikan bahwa belajar
adalah suatu proses dimana tingkah laku dari suatu
organisme dimodifikasi oleh
pengalaman.
g.
Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang
terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
Dari definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya
berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan
pengalamannya.Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan
tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan
pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.
3.
Pengertian kursus
Beberapa pengertian tentang kursus:
a.
Pelajaran tentang suatu
pengetahuan atau keterampilan, yang diberikan dalam waktu singkat.
b.
Lembaga di luar sekolah
yang memberikan pelajaran serta pengetahuan atau keterampilan yang diberikan
dalam waktu singkat. Kilat
pelajaran atau pelatihan yg diberikan dulu waktu singkat, penyegaran kursus untuk melanjutkan kegiatan
terdahulu sesudah keberhasilan yg pertama,
kursus untuk menyegarkan ingatan dan menambahkan teori baru.
4.
Teori Pelatihan Tenaga
Kerja
·Pengertian
pelatihan menurut Sikula (1976)
Pelatihan
merupakan proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur
sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari
pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.
·
Tujuan pelatihan menurut
Sikula (1976)
1.
Meningkatkan produktivitas
2.
Meningkatkan mutu
3.
Meningkatkan ketepatan
dalam perencanaan SDM
4.
Meningkatkan semangat kerja
5.
Menarik
dan menahan tenaga kerja yang baik
6.
Menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja
7.
Menghindari keusangan
(obsolescence)
8.
Menunjang pertumbuhan
pribadi
·
Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam pelatihan menurut Dale Yader
1.
Individual differences
2.
Relation to job analysis
3.
Motivation
4.
Active participation
5.
Selection of trainees
6.
Selection of trainers
7.
Trainer training
8.
Training methods
9.
Principle of training
- Bentuk dan pelaksanaan pelatihan :
- Orientation training
Pelatihan ditujukan untuk mengarahkan pegawai baru
kedalam situasi pekerjaan.
- Vestibule training
Pelatihan untuk mengembangkan keterampilan kerja.
- On the job training
Pelatihan
berbentuk pendidikan yang diberikan pada karyawan yang telah bekerja dan
mempunyai kecakapan khusus untuk meninggikan mutu pekerjaan dan memajukan
karyawan tersebut.
- Apprentice training
Pelatihan
bagi tenaga-tenaga calon yang akan menjadi tenaga kerja dengan kecakapan khusus
dan qualified.
- Training with in industry
Pelatihan yang diperuntukkan bagi pimpinan dan pengawas.
- Penyusunan program pelatihan
1.
Identifikasi
kebutuhan pelatihan atau study pekerjaan (job study)
Miner (1992) mengemukakan bahwa pembelajaran, terlibat
dalam mengembangkan empat macam keterampilan yang pada umumnya dilatihkan
yaitu:
a.
Knowledge based skills
Keterampilan berdasarakan pengetahuan diperlukan dimiliki
untuk dapat melakukan tugas pekerjaannya secara baik.
b.
Singular behavior skills
Keterampilan
perilaku sederhana, seperti datang tepat waktu, mencakup perilaku yang dapat
dibentuk dan diamati.
c.
Limited interpersonal
skills
Keterampilan
antar pribadi terbatas, terlibat dalam aktivitas memberi arahan kepada karyawa
baru dll.
d.
Social interactive skills
Berlangsung pada taraf manajerial mencakup
memanajemen konflik, dll.
Dengan demikian untuk
dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, perlu dilaksanakan dua kegiatan
utama yaitu:
1.
Melaksanakan
studi pekerjaan (job study)
2.
Mengadakan asesment dari
tenaga kerja
3.
Penetapan sasaran pelatihan
Mager
(1962) merumuskan tiga aspek sasaran yang baik adalah:
1.
Ada uraian tentang situasi
yang diberikan (given what)
2.
Ada uraian tentang apa yang
harus dilakukan (does what)
3.
Ada uraian tentang
bagaimana baiknya trainee melaksanakannya (how well)
Sasaran khusus dibedakan berdasarkan jenis perilaku yang
hendak ditimbulkan melalui pelatihan, yaitu:
1.
Sasaran kognitif
2.
Sasaran afektif
3.
Sasaran psikomotor
2. Penetapan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya
Criteria keberhasilan pelatihan dapat ditetapkan
perilaku-perilaku trainees sebagaimana ditampilkan pada akhir program pelatihan
atau dapat pula ditetapkan prestasi kerja trainees setelah mereka kembali
kepekerjaan mereka masing-masing selama waktu tertentu.
3. Penetapan metode pelatihan
dan penyajiannya
Bentuk
pelatihan dapat dibedakan dalam:
- Pelatihan-pada-pekerjaan (on-the-job pelatihan)
- Pelatihan-di luar-pekerjaan (off-the-job pelatihan)
Pelatihan-di luar-pekerjaan menggunakan pelatihan di
kelas. Metode pelatihan di kelas terdiri atas:
1.
Kuliah
Pembicaraan
yang diorganisasi secara formal tentang hal-hal khusus, merupakan suatu ceramah
yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan.
2.
Konperensasi atau diskusi
kelompok
Pertemuan
formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu hal yang penting
serta menekankan adanya diskusi kelompok kecil, bahan yang terorganisasi dan
keterlibatan peserta secara aktif.
3.
Study kasus (case study)
Uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam
perusahaan selama kala waktu tertentu yang nyata atau hipotesis (namun
didasarkan pada kenyataan).
4.
Bermain peran (role
playing)
Mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui
praktek dan untuk mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh kelakuan mereka
sendiri pada orang lain.
5.
Bimbingan berencana atau
instruksi bertahap (Programmed instruction)
Terdiri
atas urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu
pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan.
6.
Simulasi
Suatu jenis alat atau teknik menyalin setepat mungkin
kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan.
7.
Pencobaan dan revisi
8.
Implementasi dan evaluasi
BAB III
PEMBAHASAN
A.
PROFIL LEMBAGA
TRISTAR CULINARY INSTITUTE adalah sebuah lembaga
pendidikan dan pelatihan resmi yang mendidik, membekali, dan melatih peserta
didiknya menjadi tenaga kerja yang terampil, ahli, dan siap pakai. Semua itu
tidak terlepas dari visi dan misi yang menjadi dasar kegiatan belajar dan
mengajar di TRISTAR CULINARY INSTITUTE.
·
Visi dari TRISTAR CULINARY INSTITUTE adalah :
Menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan pengembangan
karir kerja dan usaha di bidang Tata Boga, Patiseri, Perhotelan, dan Perjalanan
Wisata.
·
Misi dari TRISTAR CULINARY INSTITUTE adalah :
Menjadi sekolah kuliner terkemuka, yang dapat
menghasilkan tenaga-tenaga professional di bidangnya, dengan :
1.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknik kuliner yang
berkualitas.
2.
Mempersiapkan dan menghasilkan peserta didik menjadi tenaga-tenaga yang
ahli di bidangnya.
Sistem perkuliahan praktek
setiap hari di TRISTAR dilengkapi dengan peralatan kuliner dan mesi-mesin
canggih membuat mahasiswa memiliki keahlian dan pengalaman. Selain itu
mahasiswa dapat kuliah sambil bekerja karena di TRISTAR tersedia lowongan
pekerjaan dan aneka event di luar jam perkuliahan.
·
SEJARAH
TRISTAR
CULIRALY INSTITUTE diawali dengan berdirinya Kursus Home Industri TRISTAR pada
tahun 1998. Tujuan pendirian kursus tersebut adalah memberikan media dan sarana
pelatihan bagi semua orang yang ingin membuat usaha home industry dalam bidang apapun, khususnya consumer goods. Tenaga pengajar yang professional dan didukung
dengan peralatan dan fasilitas belajar yang memadai membuat lembaga kursus
TRISTAR semakin dikenal masyarakat. Karena selain memberikan pelatihan, TRISTAR
juga menyediakan alat dan bahan produksi sehingga peserta kursus bisa langsung
menjalankan usaha yang di inginkan sesuai dengan keahlian mereka.
Pada
tahun 2001, TRISTAR mengembangkan kegiatan usaha sebagai penyedia mesin
(Tristar Machinery) pembuat makanan yang bisa digunakan di restoran, café,
hotel maupun rumah. Didukung oleh kualitas mesin dan layanan servis yang
memuaskan, Tristar Machinery semakin dikenal oleh masyarakat. Menyadari
perkembangan dunia kuliner yang ada di Indonesia, manajemen TRISTAR melakukan
inovasi untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan profesi kuliner, yakni
TRISTAR CULINARY INSTITUTE pada tahun 2007 yang berpusat di Jalan Raya
Jemursari. Dengan peralatan yang modern dan didukung oleh tenaga pengajar yang
berpengalaman dibidangnya, TRISTAR CULINARY INSTITUTE berhasil mendapatkan
perhatian dan apresiasi dari masyarakat Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan
penghargaan Rekor Muri yang diperoleh TRISTAR CULINARY INSTITUTE pada tahun
2008.
Pada
tahun 2009, manajemen TRISTAR mendirikan Hot Café di Royal Plaza Mall lantai 3.
Cafe ini selain sebagai tempat berlatih mahasiswa, juga digunakan untuk magang
bagi mahasiswa TRISTAR CULIRALY INSTITUTE dan mahasiswa Akademik Pariwisata
Majapahit. Dengan lokasi yang sangat stategis, pemandangan kota yang indah dan
kualitas makanan yang bagus, Hot Café menjadi salah satu tempat makan yang
ramai dikunjungi pengunjung Royal Plaza Mall.
·
STRUKTUR ORGANISASI
B.
HASIL OBSERVASI BERDASARKAN 10 PATOKAN DIKMAS
1.
WARGA BELAJAR
Warga yang memiliki kemauan dan motifasi untuk belajar
Tata Boga dan Patiseri dengan kriteria :
1)
Tamat SLTA/ sederajat.
2)
Menyerahkan pasfoto berwarna (4x6 cm, 2 lembar).
3)
Menyerahkan foto copy ijasah+nilai SKHUN yang telah diligalisir.
4)
Telah membayar biaya pendidikan.
2.
RAGI BELAJAR
TRISTAR berusaha untuk menarik perhatian para warga
belajar dengan :
a.
Memberikan perkuliahan dengan ketentuan 25% pengarahan dan 75% praktek
agar warga belajar benar-benar ahli di bidangnya.
b.
Memberikan fasilitas yang memadai untuk peserta.
c.
Mengadakan kunjungan ke tempat-tempat yang dapat
meningkatkan motivasi dan pengalaman peserta. Contoh : kunjungan ke Bogasari.
d.
Mendatangkan chef-chef terkenal dan juga mengadakan
kegiatan cooking show.
3.
SUMBER BELAJAR
TRISTAR mempunyai 2 sumber yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu :
a.
Tutor
b.
Buku yang disusun oleh pengajar.
c.
Silabus.
4.
PAGUYUBAN KEGIATAN
Saat ini, TRISTAR masih dalam proses untuk membuat
perkumpulan bagi para alumninya. Untuk perkumpulan lain di luar kelas masih
belum ada.
5.
PAMONG BELAJAR
NO
|
JENIS
PROGRAM
|
JUMLAH TENAGA
PENDIDIK TETAP
|
1.
|
Program
Pendidikan Profesional Tata Boga (1 tahun)
|
2 orang
|
2.
|
Program Pendidikan Profesional Patiserin (1
tahun)
|
2 oramg
|
3.
|
Program
Pelatihan Tata Boga
|
1 orang
|
4.
|
Program Pelatihan Patiseri
|
1 orang
|
JUMLAH
|
6 orang
|
6.
TEMPAT BELAJAR
Pembelajaran di TRISTAR dilaksanakan di beberapa tempat,
yaitu :
a.
Ruang kelas ber-AC untuk jam khusus pengarahan.
b.
Dapur dengan standart hotel.
c.
Lab. komputer
d.
Perpustakaan
e.
Café mahasiswa.
Café mahasiswa merupakan café yang disediakan TRISTAR
untuk mahasiswa yang ingin belajar mengenai cafe.
f.
Ruang praktek kamar hotel.
g.
Praktek front office.
7.
SARANA BELAJAR
Daftar utensil Pastry Bakery Laboratorium :
a.
Planetary Dough Mixer (stand
& portable)
b.
Dought Mixer
c.
Working Table
d.
Deck Oven
e.
Dought Sheeter
f.
Proofer Box
g.
Ice Box
h.
Hard Ice Cream maker
i.
Soft ice cream maker
j.
Stove
Daftar Utensil
Culinary Laboratorium :
a.
Cooking stove
b.
Utensil rack
c.
Oven
d.
Appolo oven
e.
Chiller 2 door
f.
Cooking table
g.
Under counter cooking table
h.
Mindced meat machine
i.
Dishwashing sink
j.
Gridle
k.
Grill
8.
DANA BELAJAR
TRISTAR memberlakukan pembayaran dengan rincian sebagai
berikut :
a.
Pendidikan Profesional I tahun (3 triwulan)
Konsentrasi : Tata Boga/Patiseri
-
Biaya pendaftaran : Rp
500.000,00
-
Uang prasarana : Rp
12.000.000,00
-
SPP/Triwulan : Rp
5.500.00,00
b.
Pendidikan Profesional 2 tahun (6 triwulan)
Konsentrasi : Tata Boga & Patiseri
-
Uang prasarana : Rp
6.000.000,00
-
SPP/Triwulan : Rp
5.500.000,00
c.
Pendidikan Profesional 2 tahun (9 triwulan)
Konsentrasi : Tata Boga, Patiseri & Perhotelan
-
SPP/Triwulan : Rp 5.500.000,00
9.
PROGRAM KEGIATAN BELAJAR
a.
Culinary :
Memperkenalkan cara penggunaan alat-alat/mesin industry
makanan, pengetahuan bahan dasar/utama, nutrisi dan gizi, teknik pembuatan dan
pengolahan berbagai jenis makanan dari seluruh dunia secara benar dan higienis
sampai menjadi produk bercita rasa tinggi, serta teknik penyajiannya.
Mata kuliah utama Tata Boga :
-
Pengetahuan dasar memasak
-
Pengetahuan makanan Indonesia
-
Pengetahuan makanan Tionghoa
-
Pengetahuan makanan Asia
-
Pengetahuan makanan Continental
-
Pengetahuan makanan Timur Tengah
-
Pengetahuan makanan Italia
-
Pengolahan makanan Amerika
-
Pengolahan makanan pembuka
-
Pengolahan makanan vegetarian
-
Pengoalahan makanan catering
-
Pengetahuan dasar tata hidang boga
-
On the job training
Mata kuliah
pendukung Tata Boga & Patiseri :
-
Pengetahuan gizi
-
Pengantar perhotelan dan restoran
-
Bartending
-
Cost control
b.
Baking & Pastry :
Ilmu yang mempelajari dasar pengetahuan bahan dasar/utama
untuk membuat roti-kue, nutrisi dan gizi, teknik pembuatan dan pengolahan
berbagai macam roti-kue hingga menjadi produk bercita rasa tinggi, serta teknik
penyajiannya secara benar dan higienis.
Mata kuliah utama Patisery :
-
Pengetahuan dasar Patiseri
-
Teknik pengolahan roti
-
Teknik pengolahan adonan
-
Teknik pengolahan Patiseri
-
Teknik pengolahan kue tradisional
-
Teknik hiasan caramel
-
Teknik hiasan gula dan butter
-
Teknik pembuatan kue dasar
-
Teknik pembuatan kue klasik
-
Teknik pembuatan kue modern
-
Teknik pembuatan kue special
-
Teknik pembuatan kue pengantin
-
Teknik pengolahan ice cream
-
Teknik pembuatan kue kering
-
Teknik pengolahan buah dan sayur
-
Pengetahuan dasar tata hiding Patiseri
-
On the job training
Mata kuliah umum
Patiseri & Tata Boga
-
Ilmu social budaya dasar
-
Dasar-dasar manajemen
-
Bahasa Inggris profesi
-
Etika profesi
-
Entrepreneurship
-
Computing Photoshop
Metode pembelajaran
:
Pendidikan
Profesional (Culinary & Pastry) :
-
Hari kuliah 4 jam (1 jam pengarahan & 3 jam praktek)
-
Perkuliahan : Senin s/d Jum’at, pukul 08.00-12.00
-
9 bulan perkuliahan
-
3 bulan magang (biasanya di hotel)
-
Pelatihan Tata Boga & Patisery :
-
Pelaksanaan 1-5 hari
10. HASIL BELAJAR.
a.
Peserta didik mampu membuat berbagai produk yang sudah
diajarkan .
b.
Peserta didik memiliki keterampilan sesuai jurusan yang
dipilih.
c.
Peserta didik mampu mengaplikasikan keterampilan yang
dimiliki untuk meningkatkan taraf hidup.
d.
Memberikan output berupa Ijasah dari Dinas Pendidikan untuk Pendidikan
Profesional (Culinary & Patisery) dan sertifikat untuk Pelatihan Tata Boga
& Patisery.
BAB IV
PENUTUP
·
Kesimpulan
Pendidikan non formal
khususnya kursus dan pelatihan sangat membantu masyarakat dalam memenuhi
tuntutan hidup yang semakin kompleks. Kursus dan pelatihan diperuntukkan bagi
mereka yang ingin mendapatkan keterampilan khusus, agar mereka siap untuk
menghadapi dunia kerja dengan skill yang telah miliki dari kursus dan pelatihan
tersebut.
Daftar Pustaka
PP No. 17 Tahun
2010 tentang sistempendidikan nasional Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Bab IV Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal
http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_ahli_info499.html