Rabu, 25 Juli 2012

Makalah LKP – Tristar Cullinary Institute


Pendidikan Masyarakat
LKP – Tristar Cullinary Institute

Oleh :
1.                 Dwi Septianingrum                           111034001
2.                 Ernawati                                           111034002
3.                 Dimas Anggi Wifdahtulliyah            111034007
4.                 Tinosa Nisa Mutiara Nanda              111034011
5.                 Sukma Rindy F.                                111034022
6.                 Lucky Wahyu S.                               111034219

Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kebutuhan semua orang tanpa terkecuali dan harus dipenuhi karena pendidikan termasuk hak bagi semua warga negara. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam dua jalur, yaitu melalui Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal.
Pendidikan Formal hanya terbatas pada penekanan teori, sedangkan Pendidikan Non Formal lebih menekankan pada praktek dan pengembangan ketrampilan. Pendidikan Non Formal dapat berfungsi sebagai pelengkap, penambah, bahkan pengganti Pendidikan Formal. Karena lebih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan lebih fleksibel daripada pendidikan formal, maka Pendidikan Non Formal memiliki berbagai jenis program yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Salah satu jenis program Pendidikan Non Formal yang paling populer dan paling diminati adalah Lembaga Kursus dan Pelatihan.
Lembaga Kursus dan Pelatihan adalah lembaga di luar sekolah yang memberikan pelajaran serta pengetahuan atau keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat. Lembaga ini menjadi populer karena program-program yang ditawarkan kepada masyarakat sangat bervariatif dan menarik.  Sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, tentunya penting untuk mengenal Lembaga Kursus dan Pelatihan secara lebih mendalam agar dapat meningkatkan jiwa ke-PLS an. Selain itu, dalam mata kuliah Pendidikan Masyarakat kita dituntut untuk memahami pendidikan yang terjadi dalam masyarakat. Untuk itu, kami melakukan observasi ke salah satu Lembaga Kursus dan Pelatihan yaitu TRISTAR sebagai salah satu upaya kami agar dapat memenuhi tugas Pendidikan Masyarakat dan agar memperoleh pengetahuan serta  pengalaman tentang Lembaga Kursus dan Pelatihan.

B.     TUJUAN
1.      Untuk melengkapi tugas mata kuliah pendidikan masyarakat.
2.      Mengenalkan profil lembaga kursus dan pelatihan TRISTAR.
3.      Untuk menjawab 10 patokan dikmas.

C.     MANFAAT
1.      Bagi  mahasiswa PLS :
a.       Lebih memahami konsep pendidikan masyarakat.
b.      Mendapat tambahan pengetahuan mengenai kondisi lapangan pada kursus dan pelatihan.
c.       Memahami 10 patokan dikmas.
2.      Bagi para pembaca :
a.       Mengenal konsep pendidikan masyarakat.
b.      Mengenal kursus dan pelatihan.
c.       Mengenal 10 patokan dikmas.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    LANDASAN TEORI
1.      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  17  tahun  2010  tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Bab IV Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal 

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 100

(1) Penyelenggaraan pendidikan nonformal meliputi  penyelenggaraan satuan pendidikan dan program pendidikan nonformal.
(2)   Penyelenggaraan satuan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi satuan pendidikan:
a.       lembaga kursus dan lembaga pelatihan;
b.      kelompok belajar;
c.       pusat kegiatan belajar masyarakat;
d.      majelis taklim; dan
e.       pendidikan anak usia dini jalur nonformal.
(3) Penyelenggaraan program pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.       pendidikan kecakapan hidup;
b.      pendidikan anak usia dini;
c.       pendidikan kepemudaan;
d.      pendidikan pemberdayaan perempuan;
e.       pendidikan keaksaraan;
f.       pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja; dan
g.      pendidikan kesetaraan.
Pasal 101

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan  hasil program pendidikan formal.

Bagian Kedua .
Pasal 102

1. Pendidikan nonformal berfungsi:
a.       sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal atau sebagai alternatif pendidikan, dan
b.      mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2. Pendidikan nonformal bertujuan membentuk manusia yang memiliki kecakapan hidup, keterampilan fungsional, sikap dan kepribadian profesional, dan mengembangkan jiwa wirausaha yang mandiri, serta kompetensi untuk bekerja dalam bidang tertentu, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3. Pendidikan nonformal diselenggarakan berdasarkan  prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Bagian Ketiga
Satuan Pendidikan
Paragraf 1
Lembaga Kursus dan Lembaga Pelatihan 

Pasal 103

1. Lembaga kursus dan lembaga pelatihan serta bentuk lain yang sejenis menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat untuk :
a.       memperoleh keterampilan kecakapan hidup
b.      mengembangkan sikap dan kepribadian profesional
c.       mempersiapkan diri untuk bekerja
d.      meningkatkan kompetensi vokasional
e.       mempersiapkan diri untuk berusaha mandiri, serta
f.       melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
2.     Lembaga kursus dapat menyelenggarakan program:
a.       pendidikan kecakapan hidup
b.      pendidikan kepemudaan
c.       pendidikan pemberdayaan perempuan
d.      pendidikan keaksaraan
e.       pendidikan keterampilan kerja
f.       pendidikan kesetaraan, serta
g.      pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat.
3.     Lembaga pelatihan menyelenggarakan program pelatihan kerja dan pelatihan lain untuk meningkatkan kompetensi kerja bagi pencari kerja dan pekerja.
4.     Lembaga kursus dan lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal dan/atau lembaga akreditasi lain dapat menyelenggarakan uji kompetensi kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5.     Lembaga kursus dan lembaga pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memberikan sertifikat kompetensi  kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi.
6.     Peserta didik yang telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di lembaga kursus dan lembaga pelatihan dapat mengikuti ujian kesetaraan hasil belajar dengan pendidikan formal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7.     Peserta didik yang telah memenuhi syarat dan/atau lulus dalam ujian kesetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) memperoleh ijazah sesuai dengan program yang diikutinya.

2.      Pengertian Belajar
a.       Pengertian Belajar Cronbach (1954) berpendapat : Learning is shown by a change in behaviour as result of ex perience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan mengalami.
b.      Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu dapat
diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
c.       Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne
berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri
dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep belajar Gagne ini
dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran instrumentalisme.
d.      Lester.D. Crow and Alice Crow mendefinisikan : Learning is the acuquisition
of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaankebiasaan,
pengetahuan dan sikap-sikap.
e.      Hudgins Cs. (1982) berpendapatHakekat belajar
secara tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku,
yang mengakibatkan adanya pengalaman .
f.        Jung , (1968) mendefinisikan bahwa belajar
adalah suatu proses dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh
pengalaman.
g.       Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.
 
3.      Pengertian kursus
Beberapa pengertian tentang kursus:
a.       Pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan, yang diberikan dalam waktu singkat.
b.      Lembaga di luar sekolah yang memberikan pelajaran serta pengetahuan atau keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat. Kilat pelajaran atau pelatihan yg diberikan dulu waktu singkat,  penyegaran kursus untuk melanjutkan kegiatan terdahulu sesudah keberhasilan yg pertama, kursus untuk menyegarkan ingatan dan menambahkan teori baru.

4.      Teori Pelatihan Tenaga Kerja
·Pengertian pelatihan menurut Sikula (1976)
Pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.
·         Tujuan pelatihan menurut Sikula (1976)
1.      Meningkatkan produktivitas
2.      Meningkatkan mutu
3.      Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM
4.      Meningkatkan semangat kerja
5.      Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik
6.      Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
7.      Menghindari keusangan (obsolescence)
8.      Menunjang pertumbuhan pribadi

·         Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pelatihan menurut Dale Yader

1.      Individual differences
2.      Relation to job analysis
3.      Motivation
4.      Active participation
5.      Selection of trainees
6.      Selection of trainers
7.      Trainer training
8.      Training methods
9.      Principle of training
  • Bentuk dan pelaksanaan pelatihan :
    1. Orientation training
Pelatihan ditujukan untuk mengarahkan pegawai baru kedalam situasi pekerjaan.
    1. Vestibule training
Pelatihan untuk mengembangkan keterampilan kerja.
    1. On the job training
Pelatihan berbentuk pendidikan yang diberikan pada karyawan yang telah bekerja dan mempunyai kecakapan khusus untuk meninggikan mutu pekerjaan dan memajukan karyawan tersebut.
    1. Apprentice training
Pelatihan bagi tenaga-tenaga calon yang akan menjadi tenaga kerja dengan kecakapan khusus dan qualified.
    1. Training with in industry
Pelatihan yang diperuntukkan bagi pimpinan dan pengawas.
  • Penyusunan program pelatihan
1.      Identifikasi kebutuhan pelatihan atau study pekerjaan (job study)
Miner (1992) mengemukakan bahwa pembelajaran, terlibat dalam mengembangkan empat macam keterampilan yang pada umumnya dilatihkan yaitu:
a.       Knowledge based skills
Keterampilan berdasarakan pengetahuan diperlukan dimiliki untuk dapat melakukan tugas pekerjaannya secara baik.
b.      Singular behavior skills
Keterampilan perilaku sederhana, seperti datang tepat waktu, mencakup perilaku yang dapat dibentuk dan diamati.
c.       Limited interpersonal skills
Keterampilan antar pribadi terbatas, terlibat dalam aktivitas memberi arahan kepada karyawa baru dll.
d.      Social interactive skills

Berlangsung pada taraf manajerial mencakup memanajemen konflik, dll.
Dengan demikian untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, perlu dilaksanakan dua kegiatan utama yaitu:
1.      Melaksanakan studi pekerjaan (job study)
2.      Mengadakan asesment dari tenaga kerja
3.      Penetapan sasaran pelatihan
Mager (1962) merumuskan tiga aspek sasaran yang baik adalah:
1.      Ada uraian tentang situasi yang diberikan (given what)
2.      Ada uraian tentang apa yang harus dilakukan (does what)
3.      Ada uraian tentang bagaimana baiknya trainee melaksanakannya (how well)
Sasaran khusus dibedakan berdasarkan jenis perilaku yang hendak ditimbulkan melalui pelatihan, yaitu:
1.    Sasaran kognitif
2.    Sasaran afektif
3.    Sasaran psikomotor
2. Penetapan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya
Criteria keberhasilan pelatihan dapat ditetapkan perilaku-perilaku trainees sebagaimana ditampilkan pada akhir program pelatihan atau dapat pula ditetapkan prestasi kerja trainees setelah mereka kembali kepekerjaan mereka masing-masing selama waktu tertentu.
3. Penetapan metode pelatihan dan penyajiannya
Bentuk pelatihan dapat dibedakan dalam:
    1. Pelatihan-pada-pekerjaan (on-the-job pelatihan)
    2. Pelatihan-di luar-pekerjaan (off-the-job pelatihan)
Pelatihan-di luar-pekerjaan menggunakan pelatihan di kelas. Metode pelatihan di kelas terdiri atas:
1.      Kuliah
Pembicaraan yang diorganisasi secara formal tentang hal-hal khusus, merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan.
2.      Konperensasi atau diskusi kelompok
Pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu hal yang penting serta menekankan adanya diskusi kelompok kecil, bahan yang terorganisasi dan keterlibatan peserta secara aktif.
3.      Study kasus (case study)
Uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan selama kala waktu tertentu yang nyata atau hipotesis (namun didasarkan pada kenyataan).
4.      Bermain peran (role playing)
Mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain.
5.      Bimbingan berencana atau instruksi bertahap (Programmed instruction)
Terdiri atas urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan.
6.      Simulasi
Suatu jenis alat atau teknik menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan.
7.      Pencobaan dan revisi
8.      Implementasi dan evaluasi
BAB III
PEMBAHASAN

A.    PROFIL LEMBAGA
TRISTAR CULINARY INSTITUTE adalah sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan resmi yang mendidik, membekali, dan melatih peserta didiknya menjadi tenaga kerja yang terampil, ahli, dan siap pakai. Semua itu tidak terlepas dari visi dan misi yang menjadi dasar kegiatan belajar dan mengajar di TRISTAR CULINARY INSTITUTE.

·         Visi dari TRISTAR CULINARY INSTITUTE adalah :
Menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karir kerja dan usaha di bidang Tata Boga, Patiseri, Perhotelan, dan Perjalanan Wisata.

·         Misi dari TRISTAR CULINARY INSTITUTE adalah :
Menjadi sekolah kuliner terkemuka, yang dapat menghasilkan tenaga-tenaga professional di bidangnya, dengan :
1.      Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknik kuliner yang berkualitas.
2.      Mempersiapkan dan menghasilkan peserta didik menjadi tenaga-tenaga yang ahli di bidangnya.
Sistem perkuliahan praktek setiap hari di TRISTAR dilengkapi dengan peralatan kuliner dan mesi-mesin canggih membuat mahasiswa memiliki keahlian dan pengalaman. Selain itu mahasiswa dapat kuliah sambil bekerja karena di TRISTAR tersedia lowongan pekerjaan dan aneka event di luar jam perkuliahan.

·         SEJARAH
TRISTAR CULIRALY INSTITUTE diawali dengan berdirinya Kursus Home Industri TRISTAR pada tahun 1998. Tujuan pendirian kursus tersebut adalah memberikan media dan sarana pelatihan bagi semua orang yang ingin membuat usaha home industry dalam bidang apapun, khususnya consumer goods. Tenaga pengajar yang professional dan didukung dengan peralatan dan fasilitas belajar yang memadai membuat lembaga kursus TRISTAR semakin dikenal masyarakat. Karena selain memberikan pelatihan, TRISTAR juga menyediakan alat dan bahan produksi sehingga peserta kursus bisa langsung menjalankan usaha yang di inginkan sesuai dengan keahlian mereka.
Pada tahun 2001, TRISTAR mengembangkan kegiatan usaha sebagai penyedia mesin (Tristar Machinery) pembuat makanan yang bisa digunakan di restoran, café, hotel maupun rumah. Didukung oleh kualitas mesin dan layanan servis yang memuaskan, Tristar Machinery semakin dikenal oleh masyarakat. Menyadari perkembangan dunia kuliner yang ada di Indonesia, manajemen TRISTAR melakukan inovasi untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan profesi kuliner, yakni TRISTAR CULINARY INSTITUTE pada tahun 2007 yang berpusat di Jalan Raya Jemursari. Dengan peralatan yang modern dan didukung oleh tenaga pengajar yang berpengalaman dibidangnya, TRISTAR CULINARY INSTITUTE berhasil mendapatkan perhatian dan apresiasi dari masyarakat Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan penghargaan Rekor Muri yang diperoleh TRISTAR CULINARY INSTITUTE pada tahun 2008.
Pada tahun 2009, manajemen TRISTAR mendirikan Hot Café di Royal Plaza Mall lantai 3. Cafe ini selain sebagai tempat berlatih mahasiswa, juga digunakan untuk magang bagi mahasiswa TRISTAR CULIRALY INSTITUTE dan mahasiswa Akademik Pariwisata Majapahit. Dengan lokasi yang sangat stategis, pemandangan kota yang indah dan kualitas makanan yang bagus, Hot Café menjadi salah satu tempat makan yang ramai dikunjungi pengunjung Royal Plaza Mall.

·         STRUKTUR ORGANISASI

















Text Box: PRODI
TATA BOGA
Text Box: PRODI
PATISERI
Text Box: Program pelatihan 
TB & P
Text Box: Biro Administrasi 
Akademik
Text Box: Biro Administrasi
Keuangan

 









B.     HASIL OBSERVASI BERDASARKAN 10 PATOKAN DIKMAS
1.      WARGA BELAJAR
Warga yang memiliki kemauan dan motifasi untuk belajar Tata Boga dan Patiseri dengan kriteria :
1)      Tamat SLTA/ sederajat.
2)      Menyerahkan pasfoto berwarna (4x6 cm, 2 lembar).
3)      Menyerahkan foto copy ijasah+nilai SKHUN yang telah diligalisir.
4)      Telah membayar biaya pendidikan.
2.      RAGI BELAJAR
TRISTAR berusaha untuk menarik perhatian para warga belajar dengan :
a.       Memberikan perkuliahan dengan ketentuan 25% pengarahan dan 75% praktek agar warga belajar benar-benar ahli di bidangnya.
b.      Memberikan fasilitas yang memadai untuk peserta.
c.       Mengadakan kunjungan ke tempat-tempat yang dapat meningkatkan motivasi dan pengalaman peserta. Contoh : kunjungan ke Bogasari.
d.      Mendatangkan chef-chef terkenal dan juga mengadakan kegiatan cooking show.

3.      SUMBER BELAJAR
TRISTAR mempunyai 2 sumber yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu :
a.       Tutor
b.      Buku yang disusun oleh pengajar.
c.       Silabus.

4.      PAGUYUBAN KEGIATAN
Saat ini, TRISTAR masih dalam proses untuk membuat perkumpulan bagi para alumninya. Untuk perkumpulan lain di luar kelas masih belum ada.

5.      PAMONG BELAJAR
NO
JENIS PROGRAM
JUMLAH TENAGA PENDIDIK TETAP
1.
Program Pendidikan Profesional Tata Boga (1 tahun)
2 orang
2.
Program Pendidikan Profesional Patiserin (1 tahun)
2 oramg
3.
Program Pelatihan Tata Boga
1 orang
4.
Program Pelatihan Patiseri
1 orang
JUMLAH
6 orang

6.      TEMPAT BELAJAR
Pembelajaran di TRISTAR dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu :
a.       Ruang kelas ber-AC untuk jam khusus pengarahan.
b.      Dapur dengan standart hotel.
c.       Lab. komputer
d.      Perpustakaan
e.       Café mahasiswa.
Café mahasiswa merupakan café yang disediakan TRISTAR untuk mahasiswa yang ingin belajar mengenai cafe.
f.       Ruang praktek kamar hotel.
g.      Praktek front office.
7.      SARANA BELAJAR
Daftar utensil Pastry Bakery Laboratorium :
a.       Planetary  Dough Mixer (stand & portable)
b.      Dought Mixer
c.       Working Table
d.      Deck Oven
e.       Dought Sheeter
f.       Proofer Box
g.      Ice Box
h.      Hard Ice Cream maker
i.        Soft ice cream maker
j.        Stove
Daftar Utensil Culinary Laboratorium :
a.       Cooking stove
b.      Utensil rack
c.       Oven
d.      Appolo oven
e.       Chiller 2 door
f.       Cooking table
g.      Under counter cooking table
h.      Mindced meat machine
i.        Dishwashing sink
j.        Gridle
k.      Grill

8.      DANA BELAJAR
TRISTAR memberlakukan pembayaran dengan rincian sebagai berikut :
a.       Pendidikan Profesional I tahun (3 triwulan)
Konsentrasi : Tata Boga/Patiseri
-          Biaya pendaftaran       : Rp 500.000,00
-          Uang prasarana           : Rp 12.000.000,00
-          SPP/Triwulan              : Rp 5.500.00,00
b.      Pendidikan Profesional 2 tahun (6 triwulan)
Konsentrasi : Tata Boga & Patiseri
-          Uang prasarana           : Rp 6.000.000,00
-          SPP/Triwulan              : Rp 5.500.000,00

c.       Pendidikan Profesional 2 tahun (9 triwulan)
Konsentrasi : Tata Boga, Patiseri & Perhotelan
-          SPP/Triwulan : Rp 5.500.000,00

9.      PROGRAM KEGIATAN BELAJAR
a.       Culinary :
Memperkenalkan cara penggunaan alat-alat/mesin industry makanan, pengetahuan bahan dasar/utama, nutrisi dan gizi, teknik pembuatan dan pengolahan berbagai jenis makanan dari seluruh dunia secara benar dan higienis sampai menjadi produk bercita rasa tinggi, serta teknik penyajiannya.
Mata kuliah utama Tata Boga :
-          Pengetahuan dasar memasak
-          Pengetahuan makanan Indonesia
-          Pengetahuan makanan Tionghoa
-          Pengetahuan makanan Asia
-          Pengetahuan makanan Continental
-          Pengetahuan makanan Timur Tengah
-          Pengetahuan makanan Italia
-          Pengolahan makanan Amerika
-          Pengolahan makanan pembuka
-          Pengolahan makanan vegetarian
-          Pengoalahan makanan catering
-          Pengetahuan dasar tata hidang boga
-          On the job training
Mata kuliah pendukung Tata Boga & Patiseri :
-          Pengetahuan gizi
-          Pengantar perhotelan dan restoran
-          Bartending
-          Cost control
b.      Baking & Pastry :
Ilmu yang mempelajari dasar pengetahuan bahan dasar/utama untuk membuat roti-kue, nutrisi dan gizi, teknik pembuatan dan pengolahan berbagai macam roti-kue hingga menjadi produk bercita rasa tinggi, serta teknik penyajiannya secara benar dan higienis.
Mata kuliah utama Patisery :
-          Pengetahuan dasar Patiseri
-          Teknik pengolahan roti
-          Teknik pengolahan adonan
-          Teknik pengolahan Patiseri
-          Teknik pengolahan kue tradisional
-          Teknik hiasan caramel
-          Teknik hiasan gula dan butter
-          Teknik pembuatan kue dasar
-          Teknik pembuatan kue klasik
-          Teknik pembuatan kue modern
-          Teknik pembuatan kue special
-          Teknik pembuatan kue pengantin
-          Teknik pengolahan ice cream
-          Teknik pembuatan kue kering
-          Teknik pengolahan buah dan sayur
-          Pengetahuan dasar tata hiding Patiseri
-          On the job training
Mata kuliah umum Patiseri & Tata Boga
-          Ilmu social budaya dasar
-          Dasar-dasar manajemen
-          Bahasa Inggris profesi
-          Etika profesi
-          Entrepreneurship
-          Computing Photoshop
Metode pembelajaran :
Pendidikan Profesional (Culinary & Pastry) :
-          Hari kuliah      4 jam (1 jam pengarahan & 3 jam praktek)
-          Perkuliahan : Senin s/d Jum’at, pukul 08.00-12.00
-          9 bulan perkuliahan
-          3 bulan magang (biasanya di hotel)
-          Pelatihan Tata Boga & Patisery :
-          Pelaksanaan 1-5 hari

10.  HASIL BELAJAR.
a.    Peserta didik mampu membuat berbagai produk yang sudah diajarkan .
b.    Peserta didik memiliki keterampilan sesuai jurusan yang dipilih.
c.    Peserta didik mampu mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki untuk meningkatkan taraf hidup.
d.   Memberikan output berupa Ijasah dari Dinas Pendidikan untuk Pendidikan Profesional (Culinary & Patisery) dan sertifikat untuk Pelatihan Tata Boga & Patisery.

BAB IV
PENUTUP

·         Kesimpulan
Pendidikan non formal khususnya kursus dan pelatihan sangat membantu masyarakat dalam memenuhi tuntutan hidup yang semakin kompleks. Kursus dan pelatihan diperuntukkan bagi mereka yang ingin mendapatkan keterampilan khusus, agar mereka siap untuk menghadapi dunia kerja dengan skill yang telah miliki dari kursus dan pelatihan tersebut.
 Daftar Pustaka
PP No. 17 Tahun 2010 tentang sistempendidikan nasional Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Bab IV Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal 

http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_ahli_info499.html




Dokumentasi
IMG_2808.JPG        
























Lobby Tristar culinary institute






Culinary kitchen 2






Student's cafe








Praktek mahasiswa di student's cafe




Prestasi dari Tristar Institute Culinary (Rekor Muri sebagai penghias kue tart dengan peserta terbanyak)
 



















































Ruang Kelas mahasiswa






Culinary kitchen






Pastry kitchen 2





Tempat prnyimpanan bahan makanan untuk praktek
 
























































Toko 9 tempat pembelian bahan untuk praktek





Bersama salah satu pengurus tristar culinary institute






Lobby tampak dari atas



 







































                                                                                                     



Student's Cafe tampak dari atas