ILMU KITA UNTUK SIAPA?
Alhamdulillah…kata itulah yang
pantas kita ucapkan diawal mentari tampakkan sinarnya. Mengabdi, berbagi, dan
mengamalkan ilmu itulah saat ini yang kami usahakan dengan penuh cinta kasih.
Tiada kata sia-sia, menyesal, atu merasa kecil dengan ilmu PLS, justru dengan
PLS kami bias tersenyum lebar, dengan senyum terindah kami. Membantu sesama,
tak peduli jenis kelamin, usia, bahkan setatus sosial sekalipun.
Mungkin dibangku kuliah kita hanya
berangan-angan kelak ilmu kita untuk siapa?….disinilah semuanya terjawab. Benar
kata para ahli Pendidikan Luar Sekolah sebagai jembatan
kokoh yang menghubungkan kebutuhan dengan sumber belajarnya. Tidak sedikit
saudara kita yang sadar akan kebutuhannya. Namun semua orang mengingginkan satu
kata yakni “lebih baik”.
Sejuta kata trimakasih kami
ucapkan pada sang pahlawan tanpa tanda jasa “dosen-dosen” kami tercinta, yang
telah membentangkan sayap tempat kami mengabdi. Dengan disebar diseluruh jawa
timur, tentu kami mempunyai banyak cerita beragam yang mungkin tidak dimiliki
banyak orang yang berprofesi seperti kami.
Satu cerita yang mungkin bias
menyejukkan hati kita, cerita 6 mahasiswa yang bertekat mengamalkan ilmunya di
SKB Kota Malang. Sungguh tidak mudah sebenarnya bagi kami, berjalan di tempat
yang asing. Namun semuanya berubah ketika kami mengenal orang-orang hebat di SKB
Kota Malang dan warga belajar yang luar biasa. Dengan beragam karakter, latar
belakang kehidupan, dan pendidikan warga belajar itulah yang membuat kita
semakin kaya dengan ilmu-ilmu PLS.
Sering kita mendengar istilah
“anak jalanan”. Tentu beragam persepsi yang ada dibenak kita tentang mereka.
Namun terkadang persepsi itu berubah ketika kita mengenal lebih jauh tentang
mereka. Dengan PLS dan dengan kesempatan yang diberikan di SKB Kota Malang kita
mulai bergelut dengan mereka. Mengenal siapa mereka, keluarga, pendidikan
sampai pada mengapa mereka terjun kejalan. Itulah hal yang sampai detik ini tak
terlupakan bagi kami. Meskipun sedikit kami berupaya memberikan kebutuhan
mereka, tentunya kebutuhan pendidikan, sesuai dengan profesi kita. Identifikasi
kebutuhan, psikologi, bimbingan social semuanya alat kerja kami. Tak ada
satupun yang siasia….SubhanaALLAH..luar biasa ini kesempatan yang tak ternilai
bagi kami.
Tidak berhenti dititik cerita
itu, kita tidak bias menutup mata pada kenyataanya kalau kitapun sebagai
pendidik, dikesetaraan kemampuan itu kami asah, mulai bagaimana kita membuka
pembelajaran, menyajikannya dengan penuh keiklasan, membangkitkan ketertarikan
sampai bagaimana kita menutup pemebelajaran.
Pendidikan Luar Sekolah selalu
menanamkan “Life Long Education”. Tidak berhenti dan tidak merasa puas dengan
apa yang didapatkan saat ini. Selain itu PLS juga dekat dengan kewirausahaan.
Kewirausahaan pelajaran yang saat ini telah panas, tapi bagaimana jika PNF
(Pendidikan Non Formal) menyentuhnya? Pasti akan lebih panas…hehehehe…..tentu
saja.
PNF lebih hangat, lebih
humanistic, dan merakyat. Satu kesalahan fatal ketika kita memberikan alat
pemenuh kebutuhan wirausaha tanpa melihat potensi warga belajar, potensi lokal,
dan potensi pasar…wahhhh semua ini kita dapatkan dari PLS dan kami perindah
dengan pengalaman di SKB Kota Malang…
Trimaksaih semuanya, semoga
kita tidak termasuk orang yang merugi, yaitu orang yang tidak menyadari
potensinya, dan orang-orang yang menyalahkan keadaan…jadikan apa yang kita
miliki hari ini sebagai alat peraih apa yang harus kita miliki hari esok…