Putra
PLS Asal Pelosok Sampang Jadi Pengusaha
Sukses
berkat Ilmu PLS dan Usaha Kerasnya
CURRICULUM
VITAE
Nama : Drs. Muhammad Molik CHt.
Tempat/Tgl Lahir : Sampang, 1 Nopember 1968
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
A. Riwayat Pendidikan Formal
1. SDN
Banyuates - Sampang, lulus tahun 1980
2. SMPN
Ketapang - Sampang, lulus tahun 1983
3. SPGN
Bangkalan, lulus tahun 1986
4. IKIP
Negeri Surabaya – Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan PLS (FIP) lulus tahun 1991
B. Riwayat Pekerjaan
1. Salesman
alat-alat rumah tangga di PT Kaltimex Jaya ( 1988-1991)
2. Supervisor
sales di PT Columbindo Perdana ( 1991 – 1993 )
3. Branch
Manager Surabaya PT Aneka Dimarco Aditama ( 1993 – 2000 )
4. Wirausaha
( th 2000 s/d sekarang ) :
a. PT
Firdha Prima Indonesia Group, bergerak di
bidang produksi dan penjualan Jamu Tradisional Madura, Konsultan IT,
Minimarket, Bimbingan Belajar dll
b. PT
LOgam Prima Indonesia : bergerak di
Bidang Pengecoran Logam
C. Kegiatan Lain-lain
1. Dosen
mata kuliah “Kewirausahaan” di Perbanas Surabaya
2. Ketua
Yayasan Nurul Hayat, bergerak di bidang social dan pemberdayaan masyarakat
miskin
3. Ketua Badan Kerjasama Panti Asuhan Islam Surabaya
(BKSPAIS) Periode 2006 s/d 2010
4. Trainer
Pelatihan SMS ( Sukses dengan Motivasi Spiritual )
5. Trainer
Teaching with NLP
6. Nara
Sumber Seminar Entrepreneurship
7. Praktisi
Hypnoterapi dan NLP (Neuro Linguistic Programing)
Kehidupan
yang dijalani Bapak Muhammad Molik (43) sangatlah penuh dengan perjuangan.Tinggal
di daerah plosok Sampang Madura, dari anak seorang PNS yang tugasnya
bersih-bersih di sebuah kantor Dinas Pendidikan tingkat Kecamataan. Anak
pertama dari 3 bersaudara, jika mau kemana-mana selalu ditemani sepeda
onthelnya. Sedangkan untuk biaya kuliah dan biaya kehidupan sehari-harinya
ditanggung sendiri, dari hasil usaha kerja kerasnya, sehingga apabila hari raya
tiba masih bisa membelikan orang tuanya pakaian.
Sebelum memasuki bangku
perkuliahan Pak Molik (panggilan akrabnya), sekolah di SPG (Sekolah Pendidikan
Guru) harapanya setelah lulus nantinya bisa langsung menjadi guru. Setelah itu
Pak Molik mengadu nasib untuk mendaftar kuliah,dengan mengikuti tes SIPENMARU
(Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru)”saya memilih jurusan yang tidak banyak peminatnya,yang
penting bisa kuliah dahulu.Karena lulusan SPG pada waktu itu tidak mungkin bisa
bersaing dengan anak-anak SMA untuk bisa kuliah di ITS dan UNAIR,”tuturnya,
Awal kuliahnya di jurusan PLS tidak tahu,tahunya setelah memasuki
perkuliahan,lalu suka dan senang sekali dengan Jurusan PLS, buktinya pernah
mendapat predikat mahasiswa teladan/terbaik di FIP. ”Kalau saya tidak suka dan
senang dijurusan PLS,IPK saya tidak mungkin tertinggi di lulusan
saya,”ungkapnya.
Banyak sekali manfaat ilmu PLS
bagi Pak Molik untuk bisnisnya sekarang diantaranya, Mata Kuliah Psikologi
Sosial dan Psikologi Pendidikan, dipakai beliau saat menjadi Trainer dan
Motivator, selain itu Mata Kuliah Analisis kebutuhan dan Sumber Belajar, ilmu
tersebut diibaratkan sebagai ilmu Makelar,
karena disana nantinya ada yang membutuhkan dan ada yang menyiapkan akhirnya
dipertemukan.
Pesan beliau kepada teman-teman
PLS adalah harus menyadari bahwa dari awal teman-teman PLS itu adalah seorang
pengangguran, tetapi cara menyikapinya adalah dengan bersyukur. Tahu kalau
pengangguran, setidak-tidaknya sudah siap lebih awal apa yang harus dilakukan
ketika lulus kuliah agar tidak menjadi
pengangguran
sebenarnya. Dan jangan sekali-kali pada masa kini berfikiran lulus kuliah harus
dan wajib jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), itu fikiran masa dulu.
Saat ditanya tentang suka
dukanya selama kuliah di PLS, beliau mengatakan “Bahwa banyak sukanya daripada
dukanya, karena teman satu kelas saya kompak semua,” beliau juga menambahkan
“Contohnya ketika minggu tenang sebelum UAS, teman-teman dari daerah tidak
pulang kampung, tetapi dibagi tugas, siapa yang dianggap menguasai Mata Kuliah
tertentu, bisa bergantian jadi tentor untuk mengajari teman-teman satu kelas.
Sehingga teman-teman ketika di kost belajarnya tidak berat dan banyak, karena
sudah diulang bersama-sama.
Kini bisnis yang dikelola Bapak
Muhammad Molik tidak lepas dari kerja kerasnya yang sudah dimulainya, sejak
duduk dibangku perkuliahan semester tiga. Sejak saat itulah jiwa
intrepreneurship Bapak Muhammad Molik mulai tumbuh dan berkembang. Berbagai
macam pekerjaan sudah pernah dirasakan mulai dari berbagai macam sales free
line, supervisor sales di PT Columbindo Perdana(1991-1993) dan Branch Manager
cabang Surabaya di PT Aneka di Marco Aditama (1993-2000). Selain itu pernah
juga pada saat kuliah, beliau menuturkan bahwa “Saya pernah menjadi Asisten
Dosen pada semester tujuh sampai lulus, sehingga setelah lulus dari PLS FIP
Unesa Pak Dekan menawari saya untuk menjadi dosen, karena yang di prioritaskan
utama adalah yang sudah pernah menjadi Asisten Dosen, tetapi profesi itu tidak
saya ambil karena sudah bekerja menjadi marketing, padahal profesi sebagai
dosen menurut orang tua saya sudah luar biasa apabila di daerah saya,” ujarnya.
Dari sekian banyak Bisnis yang
sekarang dimilikinya.Pada tahun 1997, bisnis mandiri jamu tradisional Maduralah
yang pertama kali dicobanya. ”ketika itu saya dikasih teman jamu tradisional
asal Madura yang bagus. Lalu jamu tersebut sudah tidak diproduksi lagi,”
tuturnya. Selanjutnya beliau hunting cari tempat produksinya, ketemu di daerah
plosok dan di lobby untuk jadi agennya. ”Pada saat itu bermodal 500 ribu,
menyediakan sekitar 50 bungkus jamu,” tambahnya. Pada bulan Agustus, tahun 1998
beliau pulang ke Madura, disana menjumpai masih banyak anak yatim, anak miskin
dan anak putus sekolah,karena disana masih belum ada dana BOS dan BOBDA, lalu
kembali pulang ke Surabaya,menceritakan kondisi yang ada disana dan
memberitahukan istrinya untuk menyisihkan 200 rupiah dari sekian bungkus untuk
anak yatim dan memberinya beasiswa, Sedangkan omset pada bulan tersebut menjadi
500 bungkus dalam satu bulan.
Dengan
semangatnya Pak Molik untuk membantu anak yang kurang mampu, salah satunya dengan memasang
iklan media cetak yang isinya adalah ”Barang siapa yang membeli jamu ini,
berarti telah menyumbang 200 rupiah untuk anak yatim, tetapi omsetnya
sedikit,”ujarnya. Sehingga pada bulan September awal berhenti pasang iklan,dan
mengantinya dengan program PAIS (Peduli Anak Miskin dan Fakir Miskin), “Dengan
ijin Allah SWT akhir bulan September, omset jamunya naik 400% menjadi 20.000
lebih jamu yang terjual, hasil yang didapatkan 4 juta dan 3 bulan selanjutnya
terkumpul 12 juta, lalu panggil anak yatim dan diberi beasiswa,” tambahnya.
Pada tahun 2000 mempunyai anak asuh 700 anak yang sudah cukup besar dan harus
ada menajemen semua kebutuhanya, lalu di beli rumah, membuat panti asuhan,dan
mendirikan Yayasan Nurul Hayat sampai sekarang mempunyai 3500 anak asuh.
Sekaligus diberi amanah untuk menjadi Ketua Yayasan Nurul Hayat, dan tetap
mengurusi bisnis yang lainya.