Selasa, 24 Juli 2012

Jejak Alumnus PLS FIP Unesa


Putra PLS Asal Pelosok Sampang Jadi Pengusaha
Sukses berkat Ilmu PLS dan Usaha Kerasnya

                                                    CURRICULUM VITAE
                                                                                                                                               

Nama                    :   Drs. Muhammad Molik CHt.
Tempat/Tgl Lahir   :   Sampang, 1 Nopember 1968
Umur                     :   43 tahun
Jenis Kelamin        :   Laki-laki

A.   Riwayat Pendidikan Formal

1.    SDN Banyuates - Sampang, lulus tahun 1980
2.    SMPN Ketapang - Sampang, lulus tahun 1983
3.    SPGN Bangkalan, lulus tahun 1986
4.    IKIP Negeri Surabaya – Fakultas Ilmu Pendidikan  Jurusan PLS (FIP) lulus tahun 1991

B.   Riwayat Pekerjaan

1.    Salesman alat-alat rumah tangga di PT Kaltimex Jaya ( 1988-1991)
2.    Supervisor sales di PT Columbindo Perdana ( 1991 – 1993 )
3.    Branch Manager Surabaya PT Aneka Dimarco Aditama ( 1993 – 2000 )
4.    Wirausaha ( th 2000 s/d sekarang ) :
a.    PT Firdha Prima Indonesia Group, bergerak di bidang produksi dan penjualan Jamu Tradisional Madura, Konsultan IT, Minimarket, Bimbingan Belajar dll
b.    PT LOgam Prima Indonesia : bergerak di Bidang Pengecoran Logam

C.   Kegiatan Lain-lain

1.     Dosen  mata kuliah “Kewirausahaan” di Perbanas Surabaya
2.    Ketua Yayasan Nurul Hayat, bergerak di bidang social dan pemberdayaan masyarakat miskin
3.    Ketua Badan Kerjasama Panti Asuhan Islam Surabaya (BKSPAIS) Periode 2006 s/d 2010
4.    Trainer Pelatihan SMS ( Sukses dengan Motivasi Spiritual )
5.    Trainer Teaching with NLP
6.    Nara Sumber Seminar Entrepreneurship
7.    Praktisi Hypnoterapi dan NLP (Neuro Linguistic Programing)

          Kehidupan yang dijalani Bapak Muhammad Molik (43) sangatlah penuh dengan perjuangan.Tinggal di daerah plosok Sampang Madura, dari anak seorang PNS yang tugasnya bersih-bersih di sebuah kantor Dinas Pendidikan tingkat Kecamataan. Anak pertama dari 3 bersaudara, jika mau kemana-mana selalu ditemani sepeda onthelnya. Sedangkan untuk biaya kuliah dan biaya kehidupan sehari-harinya ditanggung sendiri, dari hasil usaha kerja kerasnya, sehingga apabila hari raya tiba masih bisa membelikan orang tuanya pakaian.
          Sebelum memasuki bangku perkuliahan Pak Molik (panggilan akrabnya), sekolah di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) harapanya setelah lulus nantinya bisa langsung menjadi guru. Setelah itu Pak Molik mengadu nasib untuk mendaftar kuliah,dengan mengikuti tes SIPENMARU (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru)”saya memilih jurusan yang tidak banyak peminatnya,yang penting bisa kuliah dahulu.Karena lulusan SPG pada waktu itu tidak mungkin bisa bersaing dengan anak-anak SMA untuk bisa kuliah di ITS dan UNAIR,”tuturnya, Awal kuliahnya di jurusan PLS tidak tahu,tahunya setelah memasuki perkuliahan,lalu suka dan senang sekali dengan Jurusan PLS, buktinya pernah mendapat predikat mahasiswa teladan/terbaik di FIP. ”Kalau saya tidak suka dan senang dijurusan PLS,IPK saya tidak mungkin tertinggi di lulusan saya,”ungkapnya.
          Banyak sekali manfaat ilmu PLS bagi Pak Molik untuk bisnisnya sekarang diantaranya, Mata Kuliah Psikologi Sosial dan Psikologi Pendidikan, dipakai beliau saat menjadi Trainer dan Motivator, selain itu Mata Kuliah Analisis kebutuhan dan Sumber Belajar, ilmu tersebut  diibaratkan sebagai ilmu Makelar, karena disana nantinya ada yang membutuhkan dan ada yang menyiapkan akhirnya dipertemukan.
          Pesan beliau kepada teman-teman PLS adalah harus menyadari bahwa dari awal teman-teman PLS itu adalah seorang pengangguran, tetapi cara menyikapinya adalah dengan bersyukur. Tahu kalau pengangguran, setidak-tidaknya sudah siap lebih awal apa yang harus dilakukan ketika lulus kuliah agar tidak menjadi
pengangguran sebenarnya. Dan jangan sekali-kali pada masa kini berfikiran lulus kuliah harus dan wajib jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), itu fikiran masa dulu.
          Saat ditanya tentang suka dukanya selama kuliah di PLS, beliau mengatakan “Bahwa banyak sukanya daripada dukanya, karena teman satu kelas saya kompak semua,” beliau juga menambahkan “Contohnya ketika minggu tenang sebelum UAS, teman-teman dari daerah tidak pulang kampung, tetapi dibagi tugas, siapa yang dianggap menguasai Mata Kuliah tertentu, bisa bergantian jadi tentor untuk mengajari teman-teman satu kelas. Sehingga teman-teman ketika di kost belajarnya tidak berat dan banyak, karena sudah diulang bersama-sama.  
          Kini bisnis yang dikelola Bapak Muhammad Molik tidak lepas dari kerja kerasnya yang sudah dimulainya, sejak duduk dibangku perkuliahan semester tiga. Sejak saat itulah jiwa intrepreneurship Bapak Muhammad Molik mulai tumbuh dan berkembang. Berbagai macam pekerjaan sudah pernah dirasakan mulai dari berbagai macam sales free line, supervisor sales di PT Columbindo Perdana(1991-1993) dan Branch Manager cabang Surabaya di PT Aneka di Marco Aditama (1993-2000). Selain itu pernah juga pada saat kuliah, beliau menuturkan bahwa “Saya pernah menjadi Asisten Dosen pada semester tujuh sampai lulus, sehingga setelah lulus dari PLS FIP Unesa Pak Dekan menawari saya untuk menjadi dosen, karena yang di prioritaskan utama adalah yang sudah pernah menjadi Asisten Dosen, tetapi profesi itu tidak saya ambil karena sudah bekerja menjadi marketing, padahal profesi sebagai dosen menurut orang tua saya sudah luar biasa apabila di daerah saya,” ujarnya.
          Dari sekian banyak Bisnis yang sekarang dimilikinya.Pada tahun 1997, bisnis mandiri jamu tradisional Maduralah yang pertama kali dicobanya. ”ketika itu saya dikasih teman jamu tradisional asal Madura yang bagus. Lalu jamu tersebut sudah tidak diproduksi lagi,” tuturnya. Selanjutnya beliau hunting cari tempat produksinya, ketemu di daerah plosok dan di lobby untuk jadi agennya. ”Pada saat itu bermodal 500 ribu, menyediakan sekitar 50 bungkus jamu,” tambahnya. Pada bulan Agustus, tahun 1998 beliau pulang ke Madura, disana menjumpai masih banyak anak yatim, anak miskin dan anak putus sekolah,karena disana masih belum ada dana BOS dan BOBDA, lalu kembali pulang ke Surabaya,menceritakan kondisi yang ada disana dan memberitahukan istrinya untuk menyisihkan 200 rupiah dari sekian bungkus untuk anak yatim dan memberinya beasiswa, Sedangkan omset pada bulan tersebut menjadi 500 bungkus dalam satu bulan.
          Dengan semangatnya Pak Molik untuk membantu anak yang kurang mampu, salah satunya dengan memasang iklan media cetak yang isinya adalah ”Barang siapa yang membeli jamu ini, berarti telah menyumbang 200 rupiah untuk anak yatim, tetapi omsetnya sedikit,”ujarnya. Sehingga pada bulan September awal berhenti pasang iklan,dan mengantinya dengan program PAIS (Peduli Anak Miskin dan Fakir Miskin), “Dengan ijin Allah SWT akhir bulan September, omset jamunya naik 400% menjadi 20.000 lebih jamu yang terjual, hasil yang didapatkan 4 juta dan 3 bulan selanjutnya terkumpul 12 juta, lalu panggil anak yatim dan diberi beasiswa,” tambahnya. Pada tahun 2000 mempunyai anak asuh 700 anak yang sudah cukup besar dan harus ada menajemen semua kebutuhanya, lalu di beli rumah, membuat panti asuhan,dan mendirikan Yayasan Nurul Hayat sampai sekarang mempunyai 3500 anak asuh. Sekaligus diberi amanah untuk menjadi Ketua Yayasan Nurul Hayat, dan tetap mengurusi bisnis yang lainya.